Tahukah kamu Bahwa Ibu Rumah Tangga Lebih Rentan Terkena Depresi?
Penelitian yang dilakukan oleh National Institute for Child Health and Human Development Study of Early Child Care and Youth Development yang melibatkan 1300 perempuan menunjukan bahwa perempuan yang bekerja di luar rumah walaupun hanya part-time memiliki Kesehatan mental yang lebih baik dan lebih sedikit mengalami gejala depresi dibandingkan dengan perempuan yang mencurahkan waktunya untuk mengurusi rumah dan keluarga (Indriana, 2008). Sedangkan menurut penelitian lain yang dilakukan oleh portal berita di Amerika, Gallup, ibu rumah tangga tidak sebahagia ibu yang bekerja diluar rumah. Penelitian ini menunjukan bahwa ibu rumah tangga mengalami emosi negative lebih banyak seperti khawatir, sedih, marah, stress, dan depresi, dibandingkan mereka yang bekerja kantoran. Berdasarkan penelitian tersebut hal ini menunjukan bahwa menjadi ibu rumah tangga bukanlah jaminan membuat Wanita Bahagia.
Tidak semua pihak tahu bahwa pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sangat lah melelahkan dapat menguras fisik dan mental, bahkan anak dan suami pun terkadang tidak menyadari hal tersebut sehingga membuat ibu menjadi sangat tertekan dan tidak berarti.
Berikut ciri-ciri ibu rumah tangga yang mengalami depresi?
Carr (2001) mengungkapkan beberapa gejala depresi ringan yang bisa dideteksi antara lain sebagai berikut:
- Mudah marah atau kondisi emosi tinggi,
- Nafsu makan meningkat atau justru menurun drastis,
- Sering menyendiri,
- Mudah menangis dan bersedih,
- Mudah terserang sakit kepala dan masalah pencernaan,
- Insomnia dan konsentrasi berkurang,
- Tertekan pesimis dan mudah putus asa,
- Sering sakit-sakitan karena kondisi tubuh kurang prima.
Menurut the National Institute of Health ada beberapa faktor yang menyebabkan ibu rumah tangga rentan mengalami depresi:
- Memiliki keluarga dengan riwayat mood disorder atau gangguan perubahan suasana hati yang ekstrem.
- Mengalami mood disorder pada masa reproduksi (atau disebut juga dengan usia subur, yaitu usia 15 hingga 49 tahun).
- Ada anggota keluarga dekat yang juga mengalami depresi. Depresi bisa menurun. Ketika hal ini terjadi, biasanya depresi dimulai di kisaran usia 15 hingga 30 tahun.
- Dampak dari penggunaan obat tertentu.
- Kesulitan dalam mengatur pekerjaan dan mengurus anak.
- Mengalami kekerasan secara fisik atau pun seksual saat anak-anak.
- Kehilangan pekerjaan, bercerai (terlebih lagi jika menjadi orangtua tunggal), hubungan buruk dengan pasangan, dst.
- Mengalami postpartum depression.
- Menopause. Kadar hormon estrogen yang menurun ketika memasuki masa menopause, memicu perubahan fisik dan emosional seperti depresi dan kecemasan (anxiety).
Meskipun ibu rumah tangga lebih cenderung terkena depresi namun hal ini dapat dicegah!
- Menekuni suatu hobi. Temukanlah kegiatan apapun yang dapat bekerja untuk menenangkan mentak dan dapat memberikan anda suasana yang berbeda untuk mengatasi rasa penat pada ibu rumah tangga
- Mengenail pemicu stress anda. Pikirkanlah kegiatan yang anda lakukan dalam satu, apakah ada waktu tertntu yang membuat anda merasa menjadi stress? Jika anda telah menmukan situasi yang membuat anda stress, maka hal tersebut akan lebih memudahkan anda untuk mencari solusi yang terbaik supaya stress ini tidak berkembang lebih jauh menjadi depresi.
- Refreshing. Refreshing bukan berarti anda harus mengeluarkan banyak uang untuk keluar negri atau ke tempat wisata. Refreshing bisa dilakukan dengan cara yang sederhana, seperti mendengarkan music, meluangkan waktu sendiri untuk membaca buku kesukaan, keluar rumah dan jalan-jalan di sekitar rumah pun akan membuat anda sejenak melupakan penat.
- Sempatkan olahraga. Meluangkan waktu untuk melakukan gerak tubuh dalam satu hari akan membawa dampak positif pada tubuh dan pikiran.
- Libatkan anak dan suami. Ketika seorang ibu rumah tangga merasa bahwa mereka harus mengurus semuanya sendiri, maka mulailah untuk melibatkan anak dan suami untuk membantu anda, disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Dengan hal ini, anda bisa mengajari anak untuk mulai melakukan pekerjaan rumah tangga secara perlahan.
- Menghilangkan pikiran negatif. Belajar untuk mengekang pikiran-pikiran negatif yang muncul dalam diri anda, biasakan berpikir positif dan bersyukur atas apa yang telah anda dapatkan sampai saat ini.
- Lebih fleksibel. Berusahalah untuk tidak terlalu kaku dalam menerapkan target kegiatan sehari-hari. Beradaptasi dengan berbagai macam situasi yang terjadi dalam rumah dan bersikap lebih fleksibel akan membantu anda ketika menghadapi masalah. (.dosenpsikologi.com, 2020).
Menjadi ibu rumah tangga bukanlah suatu hal yang mudah, tapi bukan berati menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah pilihan yang salah. Hanya saja ada hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan. Bukan hanya tentang persiapan bagaimana merawat keluarga namun perlu juga mengetahui bagaimana merawat diri sendiri agar tetap bisa menjalankan kehidupannya dengan sehat secara fisik dan mental.
Reference
- Amitya, B.R., Iriani, I.H., (2014). Gambaran Coping Stress pada Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja. Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi Vol.3 No.1 April 2014.
- Carr, A. (2001). Abnormal psychology. Sussex : Psychology Press.
- Dosenpsikologi.com (2020, April 20). 16 Cara mengatasi stress pada ibu rumah tangga secara efektif. Di akses dari www.dosenpsikologi.com>Psikologi sosial.
- Indriana, Y., Kristiana, I.F., Sonda, A.A., & Intanirian, A. (2008). Tingkat stress lansia dipanti werdha “pucang gading” Semarang. Jurnal Psikologi UNDIP, 8.