Statistik Pengunjung

Visitor: 0 Orang

Playtherapy Untuk Anak?

Playtherapy Untuk Anak?






Pernah liat ga anak kecil yang kurang bisa mengekspresikan emosinya? Ternyata bukan cuma orang dewasa aja loh yang bisa menyimpan emosi, anak kecil juga bisa. Hah gimana ceritanya anak kecil bisa menyimpan emosi? Yuk kita bahas!


Anak-anak yang pernah mengalami trauma dalam hidupnya sering kali kurang bisa mengekpresikan emosi yang dirasakan, salah satu contohnya adalah anak yang mengalami kekerasan (Hartanto, Nisa, Agustriyana, 2017). Padahal menurut Powers, dkk (2016) trauma pada masa anak-anak bisa menjadi ingatan yang menetap dan bisa muncul saat dewasa. Karenanya kekerasan anak menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dan harus ditindaklanjuti sesegera mungkin (Barthes &marc, 2016).


Emang trauma anak-anak cuma kekerasan aja ya? Engga dong, ada banyak trauma yang dirasakan anak-anak bisa berupa kehilangan sosok yang dekat dengannya, bisa kehilangan karena meninggal maupun perpisahan, menjadi korban bullying di sekolah, dll. Karena hal tersebut anak-anak menjadi susah untuk mengekspresikan emosi yang dirasakan sehingga butuh penanganan yang lebih serius. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan playtherapy


Emang apasih playtherapy?

Menurut Landreth (dalam Mashar, 2015) terapi bermain adalah hubungan yang dinamis antara anak dan terapis yang terlatih dalam prosedur. Terapi bermain menyediakan bahan yang dipilih untuk bermain dan memfasilitasi pengembangan hubungan yang aman untuk anak sepenuhnya mengekspresikan dan mengekplorasikan diri (perasaan, pikiran, pengalaman, dan perilaku). Anak dapat berkomunikasi secara optimal serta mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dirasakan membuat anak akan menjadi lebih nyaman karena berada dalam situasi yang menurutnya menyenangkan. 

Playtherapy juga bisa digunakan untuk mengintervensi anak anak yang memiliki kebutuhan khusus seperti ADHD, autism, dll. Terapi bermain berfungsi sebagai perkembangan sensori, sosial, bahasa, fisik-motorik, moral, kesadaran diri, kreatifitas dan juga nilai teraupetik (Supartini, dalam Ekasetiawati, 2017).

Gimana caranya playtherapy?

Play therapy dilaksanakan secara urut dan sistematis. Menurut (Geldard dan Geldard (2012) menyebutkan fase/ tahapan dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut: 

  1. Fase penilaian awal : Fase penilaian awal adalah saat persiapan untuk terapi. Selama fase ini, dilakukan pengumpulan informasi tentang anak dan masalah anak. 
  2. Proses konseling: 

a. Memilih media bermain yang tepat sebelum bertemu anak. Pemilihan ini didasarkan pada usia, jenis kelamin, karakteristik pribadi, dan jenis masalah emosional.

b. Bergabung dengan anak yang mempunyai kepribadian dan kebutuhan yang khusus dan unik. 

c. Mengundang anak bercerita dan memungkinkan anak bercerita adalah komponen paling inti dan efektif dari setiap proses konseling anak.

d. Pemecahan masalah. Konselor seringkali perlu untuk membantu anak memecahkan isu-isu tertentu sehingga isu ini tidak lagi mengganggu 

e. menguasai isu-isu yang ada sehingga anak tidak terganggu oleh fikiran dan ingatan yang menimbulkan kecemasan.

f. Membantu anak berpikir dan berperilaku secara berbeda untuk menyelesaikan proses konseling.


Playtherapy juga mempunya teknik yang bisa digunakan:

  1. Symbolic play techniques : Merupakan permainan yang secara simbolik memungkinkan anak untuk mengeluarkan kehidupan emosi mereka melalui permainan.
  2. Play techniques using natural media : Permainan yang menggunakan media alam seperti pasir, batu, daun palm, salju atau kristal es. Hal ini mengingat bahwa bahan- bahan alam memiliki arti/ makna bagi anak dan memiliki nilai terapetik
  3. Drawing and art techniques : Dengan melukis seseorang dapat memproyeksikan dan mengekspresikan asosiasi bebas fantasi dan asosiasi bebas
  4. Story telling, role playing, and imagery techniques : Permainan ini dapat mengeluarkan konflik didalam diri, mengenalkan cara adaptasi yang lebih sehat, dengan bertujuan untuk memunculkan insight, menanamkan nilai-nilai, dan keterampilan menyelesaikan masalah.
  5. Electronic techniques 
Permainan elektronik dapat menjadi alat untuk mengembangkan kemampuan menyelesaikan
mengendalikanagresi,
meningkatkan kemampuan
berpikir, kerjasama dan nilai-nilai interpersonal.


Referensi:

Hartanto, A.G, Nisa.A.T, Agustriyana. N.A, 2017. Intervensi Play Therapy Untuk Mengatasi Trauma Kekerasan Pada Anak Usia Dini. Jurnal Bimbingan dan Kosenling. 1(2)

Powers, A., Fani,N., Cross, N., Ressler, K.J., dan Bradley, B. (2016). Childhood trauma, PTSD, and psychosis: Findings from a highly traumatized, minority sample. Child Abuse & Neglect 58 (2016) 111–118 

Mashar, R., (2005). Play Therapy dalam Kelompok Guna Meningkatkan Emosi Positif Anak Usia Dini. Jurnal Universitas Muhamadiyah Malang.

Ekasetiawati, D. N. (2017). Play Therapy untuk Mengurangi Agresivitas pada Anak Laki-

Laki Usia Sekolah Dasar. Skripsi. Fakultas Psikologi, Universitas Muhamadiyah Malang.

Geldard, K. & Geldard, D. 2012. Penanganan Anak Dalam Kelompok. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.