Melatih Growth Mindset Anak? Ini Dia Hal yang Bisa Orang Tua Lakukan!
Growth mindset atau pola pikir berkembang merupakan pemahaman akan kemampuan dirinya yang bisa dikembangkan (Mindset Works, n.d. dalam Ackerman, 2018). Individu percaya bahwa dirinya bisa lebih baik dari segi kecerdasan, bakat, dan lainnya jika meluangkan waktu serta usaha. Berbeda dengan fixed mindset atau pola pikir tetap merupakan pola pikir yang mengasumsikan bahwa kemampuan dan pemahaman akan relatif tetap (Ackerman, 2018). Individu tidak percaya bahwa kecerdasan dan lainnya bisa ditingkatkan serta berpatokan pada ada atau tidaknya kemampuan atau bakat.
Ternyata, berdasarkan penelitian Tao, et. al (2022) dikatakan bahwa individu dengan growth mindset kurang rentan terhadap masalah kesehatan mental dibandingkan individu dengan fixed mindset, loh! Lai, et. al (2022) juga mengatakan bahwa growth mindset memiliki efek positif sepanjang masa bagi kesehatan mental remaja. Tidak hanya itu, growth mindset juga dapat mendorong anak untuk semangat belajar dan lebih mudah dalam menghadapi tantangan baru (Millacci, 2021). Anak dengan growth mindset juga cenderung lebih mudah bangkit dari kegagalan (Schroder et al., 2017 dalam Millacci, 2021).
Fakta ini menjadi urgensi bagi orang tua untuk terus melatih diri serta anak sejak kecil dalam rangka memiliki pola pikir berkembang. Hal ini dikarenakan orang tua memiliki dampak yang kuat dalam mindset anak (Mindset Works, n.d.). Tidak hanya baik untuk anak, tetapi dengan pola pikir berkembang mampu membantu pola pengasuhan orang tua menjadi lebih mudah untuk dijalani.
Cara Orang Tua Melatih Growth Mindset Anak (Mindset Works, n.d.):
- Apresiasi anak untuk kerja kerasnya, bukan hanya atas sesuatu yang terberi. Contohnya lebih baik mengatakan “Wah kamu dapat nilai bagus! Selamat ya, Nak. Ibu/ayah memang melihat bagaimana kamu belajar dengan tekun kemarin.” daripada dengan mengatakan “Wah pintar sekali anak ibu/ayah, jadi dapat nilai bagus ya.”.
- Ajak bicara tentang otak dan mindset dengan penjelasan yang mudah dipahami. Ajari anak untuk paham bahwa dirinya benar-benar memiliki kendali atas pertumbuhan otaknya melalui tindakan memberdayakan yang mereka lakukan. Berikan contoh-contoh aplikatif seperti kerja keras, latihan, dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Sehingga, motivasi anak meningkat.
- Menerima kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar. Coba bersama anak membicarakan kesalahan dan tantangan dengan tidak hanya fokus pada perasaan negatif nya saja. Bantu anak untuk mengenal apa yang dirasakan akan kesalahan dan tantangan tersebut, tetapi tidak lupa untuk memberdayakan. Bantu juga anak untuk paham bahwa menghadapi sesuatu yang sulit membantu diri untuk tubuh, namun yang terpenting sesuai dengan kapasitas diri.
- Memahami peran emosi dalam proses belajar. Bersama anak penting untuk peka terhadap emosi. Coba untuk belajar melabeli, mengetahui alasan dari emosi yang dirasakan, proses dengan baik, dan cari cara untuk mengatasinya. Bantu anak untuk belajar dari proses emosi tersebut.
Penerapan Cara Melatih Growth Mindset (Millacci, 2021):
- “The hard thing” rule
Anak diminta untuk memilih tugas yang sulit, seperti mengikat tali sepatu, menjawab 10 tambahan soal dalam waktu 1 menit, dan lain sebagainya.
- Grit pie exercise
Ilustrasikan sebuah pai. Anggap pai sebagai masalah dan setiap potongannya merupakan kemungkinan dari penyebab masalah tersebut. Minta anak untuk identifikasi penyebab mana yang permanen atau sementara dan observasi apakah anak menyalahkan diri sendiri atau orang lain. Dalam proses ini, bantu anak untuk memandang masalah sebagai hal yang sementara dan anak memiliki kendali untuk menghadapi, menyelesaikan, serta membuat perubahan pada aspek yang bisa dikontrol.
- Diskusi rutin
Sediakan waktu untuk diskusi rutin bersama anak untuk membahas terkait area perkembangan diri, bagaimana meningkatkan tingkat kepercayaan diri, tantangan yang dihadapi dan bagaimana menghadapinya, dan tanyakan akan hal sulit yang anak temui. Beberapa pertanyaan dan pernyataan yang bisa diajukan:
- Apa yang otakmu katakan?
- Apa bagian yang paling susah? Dan bagaimana mengatasi hal tersebut?
- Apa tantangan yang sudah berhasil kamu atasi?
- Apa strategi favorit yang kamu gunakan untuk menghadapi tantangan?
- Kesalahan apa yang membuatmu belajar akan sesuatu?
- Apa tantangan yang kamu hadapi hari ini dan strategi apa yang kamu gunakan?
- Yuk coba kita bahas apa cara yang sudah kamu coba dan cara apa yang akan kamu coba selanjutnya
- Bagan perbandingan
Buatlah beberapa kondisi yang menunjukkan pola pikir berkembang dan pola pikir tetap, minta anak untuk mengklasifikasikan kondisi tersebut sesuai dengan pemahamannya.
- Buku/film/permainan yang berhubungan dengan pola pikir berkembang
Itu lah beberapa cara dan aktivitas yang bisa dilakukan bersama anak. Namun, sebagai orang tua juga perlu ikut belajar dan memiliki pondasi akan pola pikir berkembang agar tidak hanya anak yang terus berproses, tetapi juga orang tua.
Referensi:
Ackerman, C. E. (2018). Growth mindset vs. fixed + key takeaways from Dweck’s book.
Diakses pada tanggal 28 November 2022 dari https://positivepsychology.com/growth-mindset-vs-fixed-mindset/#definition-growth-mindset
Lai, X., et al. (2022). Effect of growth mindset on mental health two years later: The role of
smartphone use. Int J Environ Res Public Health, 19(6)
Mindset Works. (n.d.). How parents can instill a growth mindset at home. Diakses pada
tanggal 28 November 2022 dari https://www.mindsetworks.com/parents/growth-mindset-parenting#:~:text=One%20of%20the%20best%20ways,part%20of%20the%20learning%20process.
Millacci, T. S. (2021). How to nurture a growth mindset in kids: 8 best activities. Diakses
pada tanggal 28 November 2022 dari https://positivepsychology.com/growth-mindset-for-kids/
Tao, W., et al. (2022). The influence of growth mindset on the mental health and life events
of college students. Frontiers in Psychology
Kalau kamu butuh bantuan professional untuk melatih growth mindset pada anak kamu bisa klik link dibawah ini ya aditers : https://www.aditipsychocenter.com/cari-psikolog