Merasakan Gejala Fisik dan Psikologis karena Menstruasi? Ini Dia Cara Mengatasinya!
Gejala apa saja yang kamu rasakan ketika sedang menstruasi? Apakah terdapat gejala fisik? Psikologis? Atau keduanya?
Menstruasi merupakan proses fisiologis alami yang dialami oleh wanita usia reproduksi dengan melibatkan peluruhan bulanan dan perbaikan dinding rahim (Abbas, et al., 2020). Terdapat beberapa siklus menstruasi (Raypole, 2021), yaitu:
- Fase menstruasi: Fase menstruasi terjadi selama tahap pertama siklus. Ketika menstruasi berakhir, maka tahap ini berakhir.
- Fase folikuler: Fase yang dimulai pada hari pertama menstruasi dan berlangsung hingga ovulasi.
- Ovulasi: Fase ini terjadi pada tengah siklus menstruasi.
- Fase luteal: Fase yang dimulai setelah ovulasi.
Gejala fisik dan psikis dapat dialami ketika proses menstruasi berlangsung, bahkan juga sebelum masa menstruasi (Abbas, et al., 2020) diantaranya:
- Sakit punggung
- Nyeri payudara
- Perut kembung atau sakit perut
- Perubahan berat badan
- Sakit kepala
- Perubahan suasana hati
- Munculnya jerawat
- Kehilangan nafsu makan
Selain gejala yang dirasakan sebelum masa menstruasi, ketika sedang berada pada siklus menstruasi, terdapat beberapa gejala yang mungkin dirasakan (Handy, Greenfield, Yonkers, Payne, 2022), yaitu ketidaknyamanan fisik, seperti nyeri payudara dan nyeri sendi, yang bisa berkaitan dengan gejala psikologis, seperti peningkatan tekanan psikologis, iritabilitas, penurunan self-esteem, peningkatan konflik antarpribadi, berkurangnya keterlibatan sosial, depresi, dan isolasi. Namun, kesehatan mental ketika menstruasi juga dapat berdampak pada siklus menstruasi (Bashforth, 2021). Hal ini menjadi salah satu penekanan bahwa fisik dan psikologis sangat berkaitan.
Gejala fisik dan psikososial yang dialami oleh individu ketika berada di siklus menstruasi memengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup (Abbas, et al., 2020). Tetapi, kadang individu belum terbuka mendiskusikan terkait hal ini karena masih ada yang menganggap pembicaraan ini merupakan topik yang tabu. Sehingga, kadang individu juga tidak mengetahui banyak terkait menstruasi dan tidak melakukan usaha tertentu dalam rangka meningkatkan kebersihan menstruasi dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Beberapa hal yang bisa dilakukan ketika merasakan gejala pre-menstruasi (New Zealand Family Planning, n.d.) dan ketika sedang menstruasi (Bashforth, 2021), diantaranya:
- Menghindari alkohol dan rokok
- Minum air yang cukup
- Makan makanan sehat
- Melakukan olahraga
- Memantau siklus menstruasi agar dapat menyadari perubahan psikologis yang dialami, sehingga dapat segera diatasi dengan self-care yang paling cocok
- Berlatih manajemen stres: healthy eating, menghindari alkohol, tidur dengan baik, dan teknik relaksasi
- Melakukan aktivitas di luar ruangan
- Berlatih mindfulness untuk membantu mengelola pikiran dan stres serta terhubung dengan diri sendiri. Salah satu latihan yang bisa dicoba adalah dengan melakukan meditasi
Namun, salah satu yang perlu diingat adalah jika kita membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk mencari pertolongan profesional. Hal ini dikarenakan sepanjang siklus menstruasi terdapat kadar hormon tertentu yang naik dan turun yang berpengaruh pada cara berpikir dan merasa secara psikologis serta fisik (Office on Women’s Health, 2021). Sehingga, kondisi kesehatan mental dapat menyebabkan masalah menstruasi yang lebih buruk, seperti premenstrual dysphoric disorder (PMDD) yang singkatnya merupakan kondisi mirip dengan gejala pre-menstruasi, tetapi dengan gejala yang lebih parah, termasuk diantaranya depresi berat dan gejala lainnya yang sulit ditangani, sehingga fungsi sehari-hari terganggu. Biasanya gejala muncul pada wanita dengan kecemasan atau depresi. Tidak hanya itu, tetapi juga masalah menstruasi yang tidak teratur. Melalui bantuan profesional, individu bisa diberikan perawatan yang paling sesuai, seperti terapi untuk mendiskusikan terkait skill dan teknik coping, mengelola stres dan kecemasan, serta membantu dalam identifikasi dan eksplor penyebab, juga pemberian obat atau suplemen jika memang dibutuhkan (Raypole, 2021).
Maka dari itu, yuk kenali diri secara dalam, sehingga kita juga bisa mengelola gejala siklus menstruasi dengan lebih baik!
Referensi:
Abbas, K. et al. (2020). Physical and psychological symptoms associated with premenstrual
syndrome and their impact on the daily routine of women in a low socioeconomic status locality. Cureus, 12(10)
Basforth, E. (2021). How to look after your mental health during your menstrual cycle.
Diakses pada tanggal 3 Desember 2022 dari https://patient.info/news-and-features/how-to-look-after-your-mental-health-during-your-menstrual-cycle
Handy, A. B., Greenfield, S. F., Yonkers, K. A., & Payne, L. A. (2022). Psychiatric
symptoms across the menstrual cycle in adult women: A comprehensive review. Harv Rev Psychiatry, 30(2), 100-117
New Zealand Family Planning. (n.d.). Managing your period. Diakses pada tanggal 3
Desember 2022 dari https://www.familyplanning.org.nz/advice/periods/managing-your-period
Office on Women’s Health. (2021). Reproductive health and mental health. Diakses pada
tanggal 3 Desember dari https://www.womenshealth.gov/mental-health/living-mental-health-condition/reproductive-health-and-mental-health#:~:text=Throughout%20your%20monthly%20menstrual%20cycle,Premenstrual%20syndrome%20(PMS).
Raypole, C. (2021). Depression during your period? Here’s why it happens and how to cope.
Diakses pada tanggal 3 Desember 2022 dari https://www.healthline.com/health/depression/menstrual-depression